Rekomendasi Buku Fiksi Sejarah Indonesia yang Wajib Kamu Baca

TongkolPedia - Historical Fiction atau fiksi sejarah merupakan salah satu genre buku di mana cerita yang ada pada buku tersebut merupakan hasil karangan manusia namun menggunakan latar belakang yang didasarkan pada kebenaran sejarah di masa lampau. Bagi kamu yang tidak suka membaca buku teks sejarah, membaca bisa menjadi cara yang mengasyikkan dalam mempelajari sejarah. Kamu akan dibawa berkelana pada masa lampau melalui narasi fiksi sambil mengetahui kejadian nyata peristiwa pada latar belakang sejarah yang digunakan pada buku tersebut. Membaca buku dengan genre fiksi sejarah juga terkadang akan memberikan cerita dari sudut pandang yang berbeda dengan apa yang pernah kita pelajari di bangku sekolah

Berikut ini beberapa rekomendasi buku historical fiction atau fiksi sejarah yang akan membantu kamu dan memberikan gambaran bagaimana suasana politik, budaya, adat istiadat negara Indonesia pada masa lampau.

Tetralogi Pulau Buru merupakan sebutan untuk empat buku karya pak Pram yang terbit dari tahun 1980 hingga 1988. Keempat buku tersebut yaitu Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Tetralogi ini menceritakan kehidupan seorang pribumi bernama Minke yang memperoleh yang memperoleh pendidikan Belanda pada masa pergantian abad-19 ke abad-20 serta mengungkapkan sejarah keterbukaan Nasionalisme pada awal kebangkitan Nasional. Minke sendiri merupakan nama samaran dari tokoh pers generasi awal Indonesia yaitu Titro Adhi Soerjo.

Pak Pramoedya Ananta Toer merupakan seorang kritikus dalam dunia sastra. Beliau juga pernah menjadi tahanan politik pada masa orde baru dan diasingkan ke Pulau Buru. Pada saat masa pengasingan di Pulau Buru inilah pak Pram menghabiskan waktunya dengan menulis berbagai karya termasuk keempat buku ini.

Pada masa Orde Baru, masyarakat Indonesia harus sembunyi-sembunyi untuk membaca karya-karya pak Pramoedya. Hal ini dikarenakan pada saat itu buku ini sempat dilarang beredar karena dituduh Pemerintah Indonesia bahwa buku-buku pak Pramoedya Anata Toer mengandung ajaran Marxisme-Leninisme yang tersirat. Namun, tuduhan-tuduh tersebut dibantah oleh kelompok sastrawan.

Bumi Manusia menceritakan perjuangan Minke dalam melawan tradisi penjajahan kolonial tanpa mengurangi nilai-nilai kesopanan yang telah ada. Bukan hanya itu, terdapat juga kisah percintaan Minke dengan seorang gadis keturunan Hindia Belanda, Annelies Mellema serta kisah perjuangan ibu Annelies, Nyai Ontosoroh, dalam menjaga usaha yang telah dibangunnya.

Berkat keberanian dan kesuksesan karya pak Pram, salah satu buku dari Tetralogi Pulau Buru yaitu Bumi Manusia akhirnya diangkat menjadi sebuah film pada tahun 2019 dengan judul yang sama dan diperankan oleh Iqbaal Ramadhan.

Seri kedua dari Pulau Buru, Anak Semua Bangsa melanjutkan kisah perjuangan Minke dalam menyadari dan belajar dari kesalahannya dalam mengambil sudut pandang serta kisah kehidupan Annelies pasca dipaksa berpisah dengan ibundanya dan Minke.

Jejak Langkah melanjutkan kisah perjuangan Minke yang tidak pantang menyerah dalam melawan penjajahan Belanda. Perlawanan ini ia tunjukkan dalam berbagai tulisan yang di terbitkan di koran guna mendapatkan dukungan masyarakat pribumi. Perlawanan ini juga ia tunjukkan dengan bergabung dan aktif dalam berbagai organisasi serta berusaha menghapus budaya fedoal dari masyarakat pribumi.

Seri terakhir, Rumah Kaca merupakan akhir dari kisah Minke dalam tetralogi Pulau Buru. Pada buku ini dituturkan lewat seorang polisi yang ditugaskan untuk membungkam dan mengamankan Minke. Namun ternyata polisi ini merupakan mengagumi Minke dan mengalami dilema atas tugasnya sebagai polisi Hindia-Belanda.

Official Trailer Bumi Manusia:

Laut bercerita merupakan novel karya penulis Indonesia, Leila S. Chudori yang juga merupakan seorang wartawan di majalah Tempo. Laut Bercerita mengisahkan tentang keluarga yang kehilangan, sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancar berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya, dan tentang cinta yang tak akan luntur. Buku ini sendiri mengambil latar waktu pada tahun 1990an hingga tahun 2000.

Ketika membaca buku ini, kita akan dibawa menerobos ruang waktu untuk kembali pada masa era reformasi dan menyaksikan bagaimana kepedihan dan kekejaman yang terjadi pada masa tersebut. Buku Laut Bercerita sendiri termasuk ke dalam genre historical fiction, namun mba Leila tetap menulis berdasarkan fakta yang ada melalui wawancara secara langsung kepada korban yang berhasil kembali.

Selain Laut Bercerita, buku mba Leila lainnya yang bergenre fiksi sejarah adalah buku yang berjudul Pulang. Pulang menceritakan sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta dan pengkhianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah Indonesia yaitu 30 September 1965, Prancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1998. 

Dimas Suryo dan ketiga sahabatnya yang merupakan eksil politik Indonesia yang berjuang hidup di negara orang yaitu Perancis dengan mendirikan sebuah restoran yang mereka beri nama Restoran Tanah Air. Keadaan Indonesia pada saat ini tidak memungkinkan mereka untuk kembali ke Tanah Air. Hal ini juga disebabkan karena paspor mereka semua dicabut oleh pemerintah, sehingga tidak memungkinkan untuk kembali ke Indonesia.

G30S merupakan sejarah kelam dan berdarah yang sulit dilupakan bangsa ini. Sudah banyak sekali karya seperti novel, cerpen, ataupun puisi yang dibuat untuk mengingatkan kita atas terjadinya peristiwa ini, salah satunya yaitu buku Amba karya Laksmi Pamuntjak. Buku ini menceritakan kisah cinta dan hidup dua orang manusia yaitu Amba dan Bhisma di tengah ketegangan dan kekerasan politik setelah peristiwa G30S.

Walaupun bisa dibilang buku ini merupakan buku romansa, tetapi pembaca tetap bisa mendapatkan informasi sejarah melalui buku ini. Pembaca bisa melihat bagaimana kesengsaraan kehidupan tahanan politik yang diasingkan ke Pulau Buru melalui kisah romansa Amba dan pasangannya, Bhisma yang dipaksa berpisah karena situasi politik pada masa itu. Amba pergi ke Pulau Buru untuk mencari kekasihnya yang tak kunjung kembali di saat kamp tahanan politik sudah dibubarkan dan para tahanan dipulangkan. Di sanalah ia mengetahui mengapa Bhisma tak kembali.

Ronggeng Dukuh Paruk merupakan gabungan dari tiga seri buku Ahmad Tohari yang diterbitkan pertama kali pada 2003, yaitu Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan seorang ronggeng baru di Dukuh Paruk, Srintil, yang berhasil mengangkat perekonomian di dukuh tersebut. Pada awalnya dukuh tersebut sangat miskin akibat dari kemarau panjang, namun berkat ronggeng kehidupan di dukuh ini kembali membaik. 

Srintil merupakan seorang gadis yang cantik dan berkat kecantikannya inilah ia diangkat menjadi penari ronggeng. Namun ternyata sejak pengangkatannya menjadi penari ronggeng ini juga menjadi akhir dari kebebasan Srintil. Sritntil tidak bisa lagi bertemu dengan kekasihnya dan lebih parahnya lagi Srintil bukan hanya dijadikan seorang penari namun ia juga harus rela untuk menjadi objek seksualitas.

Ronggeng Dukuh Paruk sudah diangkat menjadi film dengan judul Sang Penari pada tahun 2011 oleh sutradara Ifa Isfansyah. Film Sang Penari ini juga berhasil mendapat penghargaan sebagai Fil m Terbaik pada Festival Film Indonesia 2011. Film ini sudah tersedia dan dapat kamu tonton melalui platform streaming Disney+ dan Netflix.

Pak Pramoedya Ananta Toer sangat terkenal dengan hasil karyanya yang bertema sejarah Indonesia. Saking terkenalnya, buku-buku pak Pram kerap kali digunakan oleh mahasiswa sebagai referensi untuk mengerjakan skripsi. Selain keempat buku pada Tetralogi Pulau Buru, buku dengan judul Arus Balik juga berlatarbelakang kisah sejarah Indonesia.

Indonesia mengalami perjalanan masa yang sangat panjang sebelum menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti saat ini. Masa-masa sebelum itu pernah dikuasai oleh berbagai kerajaan dengan raja-raja yang disegani oleh masyarakat. Salah satunya adalah kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan Hindu-Budha terbesar di Indonesia. Wilayah kekuasaan kerajaan ini juga sangat luas hingga sampai ke Semenanjung Malaya yang kita kenal saat ini sebagai Malaysia.

Buku Arus Balik bercerita tentang kehidupan Nusantara setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Wiranggaleng adalah seorang pemuda desa biasa yang terkenal sangat cerdas dan tangkas. Ia diangkat menjadi seorang patih untuk membendung kerajaan Malaka yang ingin mengambil alih Nusantara pada saat itu.

Mungkin kamu tidak asing lagi dengan yang satu ini. Film dengan judul yang sama, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, sangat populer hingga saat ini. Diangkat dari kisah nyata dimana Kapal Van der Wijck tenggelam pada tahun 1936 di Lamongan, Jawa Timur. Kapal Van der Wijck merupakan sebuah kapal uap milik Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) yang memiliki rute di kawasan Hindia Belanda. Bahkan untuk memperingati tenggelamnya kapal, dibuatkan sebuah monumen yang diberi nama "Monumen Van der Wijck" yang terletak di pelabuhan Brondong, Lamongan.

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck menceritakan kisah cinta segitiga antara Hayati, Zainudin, dan Aziz dan tentang perbedaan latar belakang sosial yang menjadi penghalang hubungan cinta sepasang kekasih hingga berakhir dengan kematian. 

Zainudin merupakan seorang pemuda Bugis yang merantau ke tanah Minang. Di sana ia bertemu dan mencintai seorang gadis Minang bernama Hayati. Namun sayangnya, Zainudin tidak bisa melanjutkan hubungan tersebut karena perbedaan latar belakang sosial. Janji Hayati untuk terus bersama dengan Zainudin terpaksa tidak bisa diwujudkan dikarenakan Hayati harus menikah dengan seorang pemuda bernama Aziz karena perjodohan.

Official Trailer Tenggelamnya Kapal Van der Wijck:

Berlatar belakang pada peristiwa perang Padri di tahun 1800an. Perang Padri adalah peperangan yang terjadi di kawasan kerajaan Pagaruyung, Sumatera Barat. Pada awalnya perang padri terjadi dikarenakan adanya perbedaan prinsip mengenai agama antara kaum Padri dengan kaum Adat. Namun, lama-lama perang Padri berubah menjadi peperangan melawan penjajah Belanda. Pada saat perang ini terjadi banyak sekali warga yang menjadi korban akibat peperangan. 

Buku Segala yang Diisap Langit mengisahkan tentang pergulatan manusia di tengah ombak perubahan zama. Rabiah merupakan sosok yang memiliki ambisi kuat dalam mematahkan mitos yang selama ini beredar, bahwa garis keturunan keluarga bangsawan Minangkabau akan terputus pada generasi ketujuh. Namun penghalang utama Rabiah justru terletak pada kakak kesayangannya, Magek, yang justru mengacungkan pedangnya ke arah Rabiah dan siap menghancurkan semua yang ia miliki mulai dari harta, adat, keluarga dan masa lalu.

Kretek merupakan rokok dari Indonesia yang terbuat dari cengkih dan tembakau yang dikeringkan serta dipadukan dengan saus perasa. Rokok kretek berbeda dengan rokok lain yang dibuat menggunakan tembakau buatan. Kretek dikenal dengan rokok dengan tembakau asli tanpa campuran apa pun dan dibuat tanpa menggunakan mesin. Asal usul nama Kretek bersumber dari suara rokok ketika dihisap yang akan mengeluarkan bunyi "kretek-kretek".

Buku Gadis Kretek menceritakan pewaris Kretek Djagad Raja yaitu Lebas, Karim dan Tegar yang sedang gelisah karena ayah mereka sedang sekarat pada saat itu. Namun anehnya, ayah mereka ini terus menyebut satu nama yang tidak mereka kenali dan bukan istri dari sang ayah, yaitu Jeng Yah. Oleh karena itulah mereka memutuskan untuk menelusuri seluruh Jawa untuk mencari Jeng Yah sebelum ayahnya wafat dan menguak misteri mengapa ayahnya terus menyebut nama Jeng Yah ini. Menggunakan latar waktu pada masa penjajahan Belanda hingga kemerdekaan Republik Indonesia, buku Gadis Kretek akan membawa pembaca untuk mengetahui bagaimana perkembangan industri kretek di Indonesia. 

Orang-Orang Proyek menceritakan tentang kehidupan seorang insinyur yang memiliki idealisme dan integritas yang sangat tinggi bernama Kabul. Kabul dipekerjakan pada sebuah proyek pembangunan jembatan di masa orde baru. Namun, ia dihadapkan dengan keadaan di mana proyek tersebut menerapkan budaya korupsi. 

Kabul pun ragu dengan jembatan keawetan jembatan yang sedang dibangun karena biaya pembangunan terus menerus ditekan. Pemangkasan biaya tersebut bukan ditujukan untuk keperluan proyek, namun hanya digunakan untuk kepentingan pribadi. 

Buku Orang-Orang Proyek akan memperlihatkan kepada pembaca bagaimana bobroknya oknum-oknum pada saat itu ketika mengerjakan proyek hanya demi kepentingannya pribadi. Ini juga menjadi sindiran terhadap korupsi yang terus merajalela.

Nah, itulah beberapa rekomendasi buku historical fiction atau fiksi sejarah Indonesia yang bisa membantu mempelajari sejarah Indonesia dengan lebih mengasyikkan. Di antara rekomendasi buku di atas, buku apa saja yang sudah kamu baca? Coba tuliskan bagaimana ulasan kamu mengenai buku yang telah kamu baca tersebut. Apabila kamu punya rekomendasi buku historical fiction Indonesia lainnya juga boleh tuliskan saja di kolom komentar di bawah ini. Semoga artikel kali ini dapat membantu dan memberi manfaat untuk para pembaca.